26.6 C
Tuban
Wednesday, 16 July 2025
spot_img
spot_img

Terdampak Keputusan Trump, Rupiah Kembali Ditutup Melemah Terhadap Dolar AS

RADARBISNIS – Keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mencabut rencana tarif 50 persen untuk Uni Eropa turut berdampak pada melemahnya nilai tukar rupiah.

Pada perdagangan Senin (26/5), nilai tukar rupiah terpantau terdepresiasi terhadap dolar AS. Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup pada posisi Rp 16.235 per US$ atau melemah 0,12 persen.

Sementara indeks dolar AS (DXY) mengalami penurunan 0,22 persen ke angka 98,89 pada pukul 14:56 WIB. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (23/5) yang berada pada posisi 99,11.

DXY mengalami koreksi setelah Trump menetapkan tenggat 9 Juli untuk perundingan perdagangan dengan Uni Eropa, sekaligus mencabut ancaman tarif 50 persen yang sebelumnya direncanakan berlaku mulai 1 Juni.

Baca Juga :  Nilai Tukar Rupiah Sore Ini, Kamis 22 Agustus 2024

Pengumuman ini disampaikan pada hari Minggu setelah Trump berdiskusi dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, yang meminta tambahan waktu guna merampungkan kesepakatan. Tenggat 9 Juli menandai berakhirnya jeda 90 hari atas kebijakan tarif “Hari Pembebasan” yang diberlakukan terhadap UE dan mitra dagang utama lainnya.

Penurunan tensi hanya berselang dua hari dari ancaman yang sebelumnya dilontarkan Trump, menyoroti betapa cepat dan dinamisnya perubahan kebijakan perdagangan AS.

Kondisi ini sekaligus memberikan harapan bagi investor bahwa kesepakatan dapat terwujud dan sedikit meredakan ketidakpastian yang menghantui ekonomi global.

Bank Indonesia melihat ke depan masih banyak tantangan. Terutama yang bersumber dari AS yang memicu ketidakpastian global.

Baca Juga :  Kemenkeu di Bawah Presiden Buat Fiskal Negara Terjaga

“Pandangan dari Pak Gubernur (Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Red) bahwa perkembangan global masih tidak pasti sehingga paling tidak yang ingin kita pastikan bahwa ekonomi domestik harus tetap kuat, inflasi harus tetap rendah dan terjaga, nilai tukar stabil,” ujar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso di Gedung BI Jakarta, Senin (26/5) dikutip dari cnbcindonesia.com. (*)

RADARBISNIS – Keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mencabut rencana tarif 50 persen untuk Uni Eropa turut berdampak pada melemahnya nilai tukar rupiah.

Pada perdagangan Senin (26/5), nilai tukar rupiah terpantau terdepresiasi terhadap dolar AS. Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup pada posisi Rp 16.235 per US$ atau melemah 0,12 persen.

Sementara indeks dolar AS (DXY) mengalami penurunan 0,22 persen ke angka 98,89 pada pukul 14:56 WIB. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (23/5) yang berada pada posisi 99,11.

DXY mengalami koreksi setelah Trump menetapkan tenggat 9 Juli untuk perundingan perdagangan dengan Uni Eropa, sekaligus mencabut ancaman tarif 50 persen yang sebelumnya direncanakan berlaku mulai 1 Juni.

Baca Juga :  Kuartal III, BI Fokus Perkuat Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS

Pengumuman ini disampaikan pada hari Minggu setelah Trump berdiskusi dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, yang meminta tambahan waktu guna merampungkan kesepakatan. Tenggat 9 Juli menandai berakhirnya jeda 90 hari atas kebijakan tarif “Hari Pembebasan” yang diberlakukan terhadap UE dan mitra dagang utama lainnya.

- Advertisement -

Penurunan tensi hanya berselang dua hari dari ancaman yang sebelumnya dilontarkan Trump, menyoroti betapa cepat dan dinamisnya perubahan kebijakan perdagangan AS.

Kondisi ini sekaligus memberikan harapan bagi investor bahwa kesepakatan dapat terwujud dan sedikit meredakan ketidakpastian yang menghantui ekonomi global.

Bank Indonesia melihat ke depan masih banyak tantangan. Terutama yang bersumber dari AS yang memicu ketidakpastian global.

Baca Juga :  Akhir 2024, Cadangan Devisa Indonesia Tembus US$ 155,7 Miliar

“Pandangan dari Pak Gubernur (Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Red) bahwa perkembangan global masih tidak pasti sehingga paling tidak yang ingin kita pastikan bahwa ekonomi domestik harus tetap kuat, inflasi harus tetap rendah dan terjaga, nilai tukar stabil,” ujar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso di Gedung BI Jakarta, Senin (26/5) dikutip dari cnbcindonesia.com. (*)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radarbisnis.com

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Bisnis WhatsApp Channel : https:http://bit.ly/3DonStL. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img
/