RADARBISNIS — PT Hafar Daya Konstruksi (HDK) akhirnya buka suara. Perusahaan yang merupakan anak usaha PT Petrosea Tbk (PTRO) itu menegaskan tidak memiliki afiliasi, hubungan kepemilikan, atau kerja sama apa pun dengan PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE).
Penegasan itu disampaikan Wakil Presiden Direktur PT Hafar Daya Konstruksi, Dito Danarianto Sudarbo, di tengah ekspansi besar-besaran HDK di sektor migas. Langkah klarifikasi ini muncul setelah beredar sejumlah pemberitaan yang menyebut adanya kaitan antara kedua perusahaan tersebut.
Dito menepis tegas kabar itu, sekaligus memastikan bahwa proyek besar yang sedang dikerjakan Hafar murni dijalankan bersama mitra resmi — bukan pihak luar yang tidak terkait.
“Kami juga ingin kembali menegaskan bahwa Hafar tidak memiliki afiliasi, hubungan kepemilikan, maupun kerja sama apa pun dengan PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) sebagaimana sempat diberitakan di sejumlah media sebelumnya, dan selain itu konsorsium antara Hafar dan Gunanusa juga tidak menyewa kapal dari CBRE,” ujar Dito dikutip dari IDXChannel, Jumat (7/11).
Garap Proyek Lapangan Hidayah di Madura
Pernyataan Dito bukan tanpa alasan. Saat ini Hafar sedang mengerjakan proyek strategis senilai USD 9,5 juta atau sekitar Rp 156 miliar bersama PT Gunanusa Utama Fabricators. Mereka terlibat dalam konsorsium pengembangan Lapangan Hidayah, Wilayah Kerja North Madura II yang dikelola Petronas Carigali North Madura II Ltd.
Proyek ini mencakup ruang lingkup rekayasa, pengadaan, konstruksi, instalasi, hingga komisioning (EPCIC) untuk pembangunan fasilitas Integrated Wellhead Central Processing Platform (WHCPP), jaringan subsea pipeline, dan Pipeline End Terminal (PLET). Dengan skala sebesar itu, Hafar jelas ingin menunjukkan taringnya sebagai kontraktor nasional dengan kemampuan rekayasa kelas dunia.
“Melalui kolaborasi dengan mitra global seperti PETRONAS, kami terus membuktikan kemampuan perusahaan nasional dalam menghadirkan solusi rekayasa dan konstruksi bertaraf internasional,” tegas Dito.
Bagian dari Strategi Pengembangan Petrosea
Lebih jauh, ekspansi Hafar saat ini menjadi bagian dari strategi pengembangan non-organik Petrosea, induk usahanya, dalam memperluas sayap bisnis lewat diversifikasi proyek serta peningkatan kapabilitas EPCI lepas pantai. Langkah ini juga sekaligus menegaskan bahwa arah bisnis Hafar bukan sekadar “ikut arus”, melainkan membangun reputasi dan kepercayaan jangka panjang di industri energi.
Dengan nada tegas dan tenang, Dito seperti ingin menyampaikan pesan: Hafar tak sedang sibuk menjawab isu liar — mereka sedang sibuk bekerja. Di tengah gonjang-ganjing rumor, perusahaan ini justru fokus membuktikan kemampuan anak bangsa yang mampu berdiri sejajar dengan pemain global di industri migas.
Satu hal jelas: Hafar tak ingin dikenal karena rumor, tapi karena hasil kerja keras di proyek-proyek nyata bernilai ratusan miliar rupiah. (*)






