26.5 C
Tuban
Tuesday, 1 July 2025
spot_img
spot_img

Dolar Ambruk ke Rp 16.260! Rupiah Menguat Tajam Usai Serangan Israel ke Iran dan Kekhawatiran Perang Tarif Bayangi Trump

RADARBISNIS – Nilai tukar rupiah kembali menunjukkan taringnya. Di tengah gejolak geopolitik Timur Tengah dan ketegangan dagang global, rupiah justru berhasil menguat terhadap dolar AS. Senin (16/6), rupiah ditutup di level Rp 16.260/US$, menguat 0,18 persen dibanding akhir pekan lalu.

Fenomena ini terjadi saat dolar AS sedang “terjun bebas” di pasar global, terutama setelah serangan militer Israel terhadap fasilitas nuklir Iran yang mengguncang Timur Tengah.

Ditambah lagi, pasar kian khawatir terhadap ancaman perang tarif baru dari Presiden Donald Trump yang kembali jadi sorotan setelah komentar kontroversialnya soal konflik Iran-Israel.

Pasar global bergejolak usai Israel melancarkan serangan besar-besaran ke fasilitas nuklir Iran. Dua pejabat AS membenarkan adanya operasi militer Israel, namun menyebut AS tidak terlibat langsung. Di sisi lain, ledakan terdengar di kawasan Teheran, memicu gelombang kepanikan.

Baca Juga :  Wow…Hingga Kuartal III, BRI Cetak Laba Rp 45,36 Triliun

Presiden Donald Trump, melalui akun Truth Social, memberikan peringatan keras. “Jika kita diserang oleh Iran dalam bentuk apa pun, kekuatan penuh militer AS akan membalas dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tegasnya.

Ketegangan ini membuat pasar melepaskan dolar AS dan mencari “safe haven” seperti emas, franc Swiss, dan mata uang Asia yang relatif stabil—termasuk rupiah.

Ancaman Perang Tarif Trump Picu Arah Angin Baru
Tak hanya ketegangan militer, Trump juga kembali melempar ancaman soal perang dagang. Ia menyatakan niat mengenakan tarif baru terhadap sejumlah mitra dagang jika terpilih kembali sebagai Presiden AS. Pasar bereaksi negatif, mengingat perang tarif sebelumnya (2018–2019) berdampak besar terhadap pelemahan ekonomi global.

Hal ini memperkuat spekulasi bahwa dolar AS tidak lagi menjadi primadona investor internasional, apalagi dalam situasi global yang tak menentu.

Baca Juga :  Bank Mandiri Paling Jumbo, Inilah 10 Perusahaan dengan Aset Terbesar di Indonesia

Ekonom dari Bank Mandiri, Ajeng Rizkyana, menyebut momentum ini bisa dimanfaatkan Bank Indonesia. “Rupiah mendapat sentimen positif dari pelemahan dolar secara global. Namun BI tetap perlu waspada terhadap volatilitas jangka pendek,” tuturnya.

Ia menambahkan, BI berpeluang memperkuat intervensi di pasar valas untuk menjaga kestabilan kurs dan mencegah gejolak mendadak akibat faktor eksternal.

Rupiah menguat bukan sekadar karena faktor dalam negeri. Di balik lonjakan ini, ada dinamika global yang bisa berbalik arah sewaktu-waktu. Ketegangan Iran-Israel dan ketidakpastian Trump bisa menjadi boomerang jika terus memanas.

Pemerintah dan Bank Indonesia harus tetap siaga, karena bila dolar AS rebound, tekanan terhadap rupiah bisa datang lebih kuat dari sebelumnya. Untuk saat ini, rupiah menang ronde, tapi ring pertarungan masih jauh dari selesai. (*)

RADARBISNIS – Nilai tukar rupiah kembali menunjukkan taringnya. Di tengah gejolak geopolitik Timur Tengah dan ketegangan dagang global, rupiah justru berhasil menguat terhadap dolar AS. Senin (16/6), rupiah ditutup di level Rp 16.260/US$, menguat 0,18 persen dibanding akhir pekan lalu.

Fenomena ini terjadi saat dolar AS sedang “terjun bebas” di pasar global, terutama setelah serangan militer Israel terhadap fasilitas nuklir Iran yang mengguncang Timur Tengah.

Ditambah lagi, pasar kian khawatir terhadap ancaman perang tarif baru dari Presiden Donald Trump yang kembali jadi sorotan setelah komentar kontroversialnya soal konflik Iran-Israel.

Pasar global bergejolak usai Israel melancarkan serangan besar-besaran ke fasilitas nuklir Iran. Dua pejabat AS membenarkan adanya operasi militer Israel, namun menyebut AS tidak terlibat langsung. Di sisi lain, ledakan terdengar di kawasan Teheran, memicu gelombang kepanikan.

Baca Juga :  Bank Mandiri Paling Jumbo, Inilah 10 Perusahaan dengan Aset Terbesar di Indonesia

Presiden Donald Trump, melalui akun Truth Social, memberikan peringatan keras. “Jika kita diserang oleh Iran dalam bentuk apa pun, kekuatan penuh militer AS akan membalas dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tegasnya.

- Advertisement -

Ketegangan ini membuat pasar melepaskan dolar AS dan mencari “safe haven” seperti emas, franc Swiss, dan mata uang Asia yang relatif stabil—termasuk rupiah.

Ancaman Perang Tarif Trump Picu Arah Angin Baru
Tak hanya ketegangan militer, Trump juga kembali melempar ancaman soal perang dagang. Ia menyatakan niat mengenakan tarif baru terhadap sejumlah mitra dagang jika terpilih kembali sebagai Presiden AS. Pasar bereaksi negatif, mengingat perang tarif sebelumnya (2018–2019) berdampak besar terhadap pelemahan ekonomi global.

Hal ini memperkuat spekulasi bahwa dolar AS tidak lagi menjadi primadona investor internasional, apalagi dalam situasi global yang tak menentu.

Baca Juga :  Bank Indonesia dan People's Bank of China Dorong Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Bilateral

Ekonom dari Bank Mandiri, Ajeng Rizkyana, menyebut momentum ini bisa dimanfaatkan Bank Indonesia. “Rupiah mendapat sentimen positif dari pelemahan dolar secara global. Namun BI tetap perlu waspada terhadap volatilitas jangka pendek,” tuturnya.

Ia menambahkan, BI berpeluang memperkuat intervensi di pasar valas untuk menjaga kestabilan kurs dan mencegah gejolak mendadak akibat faktor eksternal.

Rupiah menguat bukan sekadar karena faktor dalam negeri. Di balik lonjakan ini, ada dinamika global yang bisa berbalik arah sewaktu-waktu. Ketegangan Iran-Israel dan ketidakpastian Trump bisa menjadi boomerang jika terus memanas.

Pemerintah dan Bank Indonesia harus tetap siaga, karena bila dolar AS rebound, tekanan terhadap rupiah bisa datang lebih kuat dari sebelumnya. Untuk saat ini, rupiah menang ronde, tapi ring pertarungan masih jauh dari selesai. (*)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radarbisnis.com

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Bisnis WhatsApp Channel : https:http://bit.ly/3DonStL. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img
/