RADARBISNIS – Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) tidak hanya mengelola tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saja, seperti rencana awal. Namun, seluruh BUMN ditargetkan akan masuk dalam naungan Danantara pada akhir Maret 2025.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria mengungkapkan, Danantara dibentuk dan memiliki peran strategis. Tidak hanya akan menjadi pengelola BUMN, tetapi juga bertugas mengelola investasi.
Rencananya, bakal ada dua holding di bawah payung Danantara Indonesia. Yakni, holding BUMN operasional dan holding investasi.
Di holding BUMN operasional, Danantara akan menjalankan fungsi pengelolaan BUMN secara optimal agar value creation (penciptaan nilai) bisa ditingkatkan.
Sedangkan untuk holding investasi, Danantara akan berperan strategis dalam melakukan proses investasi untuk membantu pembangunan sektor strategis yang diprioritaskan pemerintah, misalnya untuk ketahanan energi hingga pangan.
‘’Danantara itu, di bawahnya kita memiliki dua konsolidasi. Yang pertama adalah kita menyebutnya operasional, yang satu adalah investasi,’’ ungkap Dony dalam acara BNI Investor Daily Roundtable di Jakarta, Kamis (27/2) dikutip dari investor.id.
Dony menyampaikan, saat ini baru tujuh BUMN yang dikelola Danantara. Yakni, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT PLN, PT Telkom Indonesia Tbk, PT Pertamina, PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID, dan PT Bank Mandiri Tbk.
Dony lebih lanjut mengatakan bahwa Danantara akan mulai menaungi seluruh perusahaan pelat merah per akhir Maret 2025. Dia meyakini dengan terbentuknya Danantara, maka kinerja perusahaan BUMN akan lebih optimal.
‘’Keseluruhan daripada BUMN itu akan masuk ke dalam holding operasional di dalam Danantara, dalam pengelolaannya. Jadi bukan hanya tujuh perusahaan, tetapi seluruh BUMN 100 persen akan pindah,’’ kata wakil menteri BUMN itu. (*)