Radartuban.jawapos.com – Keresahan masyarakat dalam menghadapi persoalan Jembatan Glendeng kian bertambah. Itu menyusul pengelasan pagar besi di sisi selatan atau wilayah Bojonegoro. Penutupan total menggunakan pagar besi tersebut membuat tak ada lagi celah sekecil apapun yang memberikan kesempatan kepada warga untuk menerobos.
Jangankan menggunakan sepeda motor maupun sepeda onthel yang sebelumnya masih bisa melintas meski sudah diportal dengan bis beton, kini untuk sekadar menerobos dengan badan kosong pun tampaknya sulit. Tak ada lagi ruang tersisa. Seluruh ruas jalan sudah tertutup rapat dengan pagar besi.
Imam Muqroni, salah satu warga Kecamatan Soko mengaku sudah tidak sanggup lagi untuk berpikir menyusul penutupan jembatan menggunakan pagar besi. Diakui pemuda yang saban hari bekerja di Bojonegoro ini, semula memang banyak warga yang masih nekat menerobos dengan cara mengangkat kendaraannya.
‘’Mungkin faktor itu (masih banyak yang menerobos, Red), sehingga ditutup total menggunakan pagar besi,’’ katanya.
Meski begitu, Imam cukup menyayangkan penutupan secara penuh tersebut. Sebab, kini tak ada lagi ruang tersisa bagi warga yang ingin ke Bojonegoro menggunakan sepeda onthel atau sekadar berjalan kaki asal bisa sampai ke Bojonegoro.
‘’Saya misalnya, jalan kaki melintasi jembatan, setelah sampai selatan (wilayah Bojonegoro), bisa minta jemput tempat atau mencari tumpangan,’’ ujar dia.
Nah, seiring dengan penutupan total menggunakan pagar besi, kini sulit bagi warga untuk sekadar menyebrang jembatan dengan badan kosong.
Kabid Lalu Lintas Angkutan Jalan Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLH Hub) Tuban Imam Isdarmawan mengatakan, penutupan total jembatan dengan menggu nakan pagar besi dilakukan oleh Dishub Bojonegoro.
‘’Yang menutup dengan menggunakan pagar itu dari Bojonegoro. Yang dari Tuban kami tutup menggunakan bis beton,’’ tandasnya.
Sebagaimana diketahui, jembatan yang menghubungkan Desa Simo, Kecamatan Soko, Tuban dengan Desa Kalirejo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro itu sudah ditutup sejak sebulan lalu.
Penutupan dilakukan menyusul hasil kajian teknis tim Bina Marga Provinsi Jatim yang menyatakan bahwa jembatan tersebut kembali rusak dan tidak laik dilintasi. Saat ini jembatan tersebut masih diperbaiki oleh rekanan yang mengerjakan proyek.
Perbaikan dilakukan karena masih tanggung jawab rekanan atau masa perawatan enam bulan dari awal Januari. Kendati perbaikan ditarget tuntas akhir Juni ini, namun tidak langsung bisa di lintasi.
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUP RKP) Tuban Basdi mengatakan, perbaikan jembatan dilakukan dengan cara mengangkat gelagar atau balok jembatan. Setelah diangkat, sebagian sisi balok dicor sebagai penyangga balok jembatan.
‘’Karena itu, sehingga tidak bisa langsung dilintasi. Harus menunggu cor kering. Benar-benar kering dan kuat minimal satu bulan,’’ katanya. (sab/tok)