31.3 C
Tuban
Sunday, 20 July 2025
spot_img
spot_img

Kuartal I, Defisit Neraca Pembayaran Indonesia Tembus US$ 800 Juta

RADARBISNIS – Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I-2025 ini mengalami defisit sebesar US$ 800 juta. Bank Indonesia terus mencermati kondisi perekonomian global yang memberikan imbas terhadap prospek NPI.

Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, BI terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait, guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

Lebih lanjut, NPI 2025 diperkirakan tetap sehat ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut dan defisit transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran defisit 0,5 persen sampai dengan 1,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

‘’Surplus transaksi modal dan finansial didukung oleh aliran masuk modal asing sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik yang tetap baik dan imbal hasil investasi yang menarik,’’ terang Ramdan dilansir dari laman resmi Bank Indonesia.

Baca Juga :  Top, IHSG Cetak Rekor Lagi dan Tembus Level 7.900-an

Ramdan mengatakan transaksi berjalan mengalami defisit sebesar US$ 200 juta atau 0,1 persen dari PDB pada kuartal I-2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan posisi kuartal IV-2024 yang sebesar US$ 1,1 miliar atau 0,3 persen dari PDB.

Surplus neraca perdagangan barang meningkat, terutama disumbang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas. Ekspor nonmigas menurun sejalan dengan perlambatan ekonomi global dan harga komoditas.

Sementara itu, impor nonmigas turun lebih dalam khususnya pada kelompok bahan baku dan penolong. Di sisi lain, defisit neraca jasa meningkat dipengaruhi penurunan surplus jasa perjalanan sejalan dengan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

‘’Defisit neraca pendapatan primer juga meningkat dipengaruhi oleh kenaikan pembayaran imbal hasil investasi portofolio,’’ tutur dia.

Baca Juga :  Proyek Garuda Bank Indonesia Telah Tuntaskan PoC Rupiah Digital

Sementara itu, transaksi modal dan finansial pada kuartal I-2025 mengalami defisit US$ 0,3 miliar. Kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.

Investasi langsung tetap membukukan surplus sebagai cerminan dari persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik yang tetap terjaga. Investasi portofolio juga meningkat, terutama dipengaruhi aliran masuk modal asing pada surat utang domestik.

‘’Investasi lainnya tercatat defisit dipengaruhi oleh penurunan penarikan pinjaman pemerintah dan swasta serta peningkatan investasi swasta pada beberapa instrumen finansial luar negeri,’’ terang Ramdan. (*)

RADARBISNIS – Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I-2025 ini mengalami defisit sebesar US$ 800 juta. Bank Indonesia terus mencermati kondisi perekonomian global yang memberikan imbas terhadap prospek NPI.

Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, BI terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait, guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

Lebih lanjut, NPI 2025 diperkirakan tetap sehat ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut dan defisit transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran defisit 0,5 persen sampai dengan 1,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

‘’Surplus transaksi modal dan finansial didukung oleh aliran masuk modal asing sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik yang tetap baik dan imbal hasil investasi yang menarik,’’ terang Ramdan dilansir dari laman resmi Bank Indonesia.

Baca Juga :  Top, IHSG Cetak Rekor Lagi dan Tembus Level 7.900-an

Ramdan mengatakan transaksi berjalan mengalami defisit sebesar US$ 200 juta atau 0,1 persen dari PDB pada kuartal I-2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan posisi kuartal IV-2024 yang sebesar US$ 1,1 miliar atau 0,3 persen dari PDB.

- Advertisement -

Surplus neraca perdagangan barang meningkat, terutama disumbang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas. Ekspor nonmigas menurun sejalan dengan perlambatan ekonomi global dan harga komoditas.

Sementara itu, impor nonmigas turun lebih dalam khususnya pada kelompok bahan baku dan penolong. Di sisi lain, defisit neraca jasa meningkat dipengaruhi penurunan surplus jasa perjalanan sejalan dengan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

‘’Defisit neraca pendapatan primer juga meningkat dipengaruhi oleh kenaikan pembayaran imbal hasil investasi portofolio,’’ tutur dia.

Baca Juga :  Bank Indonesia dan People's Bank of China Dorong Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Bilateral

Sementara itu, transaksi modal dan finansial pada kuartal I-2025 mengalami defisit US$ 0,3 miliar. Kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.

Investasi langsung tetap membukukan surplus sebagai cerminan dari persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik yang tetap terjaga. Investasi portofolio juga meningkat, terutama dipengaruhi aliran masuk modal asing pada surat utang domestik.

‘’Investasi lainnya tercatat defisit dipengaruhi oleh penurunan penarikan pinjaman pemerintah dan swasta serta peningkatan investasi swasta pada beberapa instrumen finansial luar negeri,’’ terang Ramdan. (*)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radarbisnis.com

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Bisnis WhatsApp Channel : https:http://bit.ly/3DonStL. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img
/