RADARBISNIS – Awal pekan ini menjadi momen manis bagi pasar modal Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampil paling trengginas di antara bursa Asia lainnya, melesat 1,15% ke level 7.398,15 pada perdagangan Senin (21/7).
Ini menjadi posisi tertinggi sejak Desember 2024, atau tertinggi dalam 7 bulan terakhir!
Tak hanya itu, lonjakan signifikan ini juga mengukuhkan IHSG sebagai indeks saham terbaik di Asia pada hari tersebut, mengalahkan sederet bursa utama lainnya yang hanya naik tipis-tipis.
Sementara IHSG terbang tinggi, bursa-bursa regional memang turut menguat, namun belum mampu menandingi performa Bursa Efek Indonesia (BEI). Berikut pergerakan beberapa indeks utama di Asia:
- Shanghai Composite (Tiongkok): +0,72%
- Hang Seng (Hong Kong): +0,68%
- PSEi (Filipina): +0,798%
- Sensex (India): +0,28%
- Straits Times (Singapura): +0,29%
- SETI (Thailand): +0,04%
Dengan catatan tersebut, IHSG resmi memimpin reli saham Asia, dan menjadi sorotan pelaku pasar global.
Katalis utama datang dari sentimen eksternal, tepatnya dari Amerika Serikat. Pasar merespons positif laporan Bloomberg News terkait sikap Presiden AS Donald Trump yang disebut mulai “menahan diri” dari rencana pemecatan Gubernur The Fed, Jerome ‘Jay’ Powell.
Hal itu diyakini sebagai hasil dari desakan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang memperingatkan bahwa pemecatan Powell bisa memicu kekacauan pasar keuangan global.
“Pelengseran Powell adalah skenario ekstrem. Bahkan jika itu terjadi, sulit membayangkan Dewan Gubernur The Fed akan langsung memangkas suku bunga tanpa justifikasi kondisi ekonomi,” tulis Barclays dalam riset terbarunya yang dikutip dari Bloomberg Technoz.
Kondisi eksternal yang relatif stabil serta optimisme atas laporan keuangan emiten kuartal II jadi bahan bakar tambahan bagi investor domestik.
Sektor-sektor yang memimpin kenaikan diantaranya Perbankan dan Keuangan, Konsumsi Primer, serta sektor Energi dan Infrastruktur.
Tak hanya investor institusi, investor ritel pun tampak aktif melakukan akumulasi, terutama pada saham-saham LQ45 dan IDX30.
Analis memperkirakan penguatan IHSG kali ini bisa berlanjut dalam beberapa hari ke depan, dengan catatan stabilitas global tetap terjaga dan laporan kinerja emiten tetap positif.
“Level psikologis 7.400 kini menjadi target berikutnya. Jika berhasil ditembus, ruang kenaikan bisa berlanjut ke area 7.500,” kata Rizky Pratama, analis senior dari PT Indo Equity Strategi.
Namun, ia tetap mengingatkan pentingnya disiplin risk management karena pasar masih bisa berbalik arah kapan saja, terutama jika tensi geopolitik atau suku bunga kembali memanas. (*)